
Legenda Halva: Dari Medis Kuno hingga Cemilan Modern di Saudi
Halva, atau yang dalam bahasa Arab disebut “Halwah,” adalah salah satu makanan manis yang memiliki sejarah panjang dan kaya budaya, khususnya di wilayah Timur Tengah, termasuk Saudi Arabia. Di balik rasanya yang lezat dan teksturnya yang unik, halva menyimpan legenda dan kisah menarik yang telah berkembang dari zaman kuno hingga menjadi cemilan modern yang sangat populer di Saudi.
Asal Usul Halva dan Perannya dalam Pengobatan Kuno
Halva bukan sekadar makanan manis biasa. Sejarah mencatat bahwa halva telah dikenal sejak ribuan tahun lalu, bahkan sebelum menjadi hidangan pencuci mulut. Pada masa kuno, terutama di wilayah Timur Tengah dan Asia, halva dipercaya memiliki khasiat medis. Dalam catatan pengobatan tradisional, bahan-bahan utama halva seperti wijen, madu, dan gula digunakan untuk membantu meningkatkan stamina, menyembuhkan luka, dan meredakan berbagai gangguan pencernaan.
Wijen, salah satu bahan utama halva, dikenal kaya akan minyak sehat dan antioksidan yang membantu menjaga kesehatan rajazeus jantung dan mengurangi peradangan. Madu yang menjadi pemanis alami juga telah lama digunakan sebagai obat antibiotik alami yang mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan imunitas tubuh. Dengan komposisi seperti ini, halva bukan hanya enak disantap tetapi juga bernilai sebagai makanan fungsional pada masa lalu.
Perkembangan Halva di Saudi Arabia
Di Saudi Arabia, halva telah menjadi bagian dari tradisi kuliner sejak berabad-abad lalu. Variasi halva di sana sangat beragam, mulai dari halva berbahan dasar wijen, tepung gandum, hingga variasi yang menggunakan kacang-kacangan seperti pistachio dan almond. Setiap daerah di Saudi memiliki versi halva khas yang disajikan pada acara-acara penting seperti perayaan Idul Fitri, pernikahan, dan jamuan tamu.
Selain sebagai hidangan tradisional, halva juga menjadi simbol keramahan dan kemewahan. Menyajikan halva di hadapan tamu merupakan bentuk penghormatan dan tanda kehangatan dalam budaya Saudi. Bahkan saat ini, halva masih sangat populer dan mudah ditemukan di pasar tradisional maupun modern di seluruh penjuru Saudi.
Halva sebagai Cemilan Modern
Memasuki era modern, halva tidak hanya dikenal sebagai hidangan tradisional tapi juga sebagai cemilan favorit berbagai kalangan usia. Di kota-kota besar Saudi seperti Riyadh dan Jeddah, halva dijual dalam berbagai kemasan menarik dan rasa yang semakin beragam, mulai dari yang klasik hingga varian dengan tambahan cokelat, buah kering, dan rempah-rempah.
Perkembangan industri makanan juga membuat halva dikemas secara higienis dan dipasarkan secara luas, bahkan hingga ke luar negeri. Halva kini bukan hanya sekadar makanan lokal tapi sudah menjadi produk kuliner yang dikenali secara global.
BACA JUGA: 5 Sate Padang Pedes Endes di Medan!

5 Sate Padang Pedes Endes di Medan!
Dengan saus yang umumnya berwarna kuning, oranye, ataupun terkadang kemerahan dan aroma yang menggugah selera, Sate Padang sering jadi pilihan ketika lapar melanda di sore ataupun malam hari.
Saking populernya, muncul banyak gerai Sate Padang di seluruh penjuru kota Medan. Tapi jangan salah, meskipun semua menyandang nama ‘Sate Padang’, setiap gerai memiliki formula rahasia tersendiri yang membuat bumbu mereka berbeda.
Kadang ada yang pedas abis, kadang ada yang sedikit lebih manis. Nah, di artikel kali ini, MaMa mau bawa anak-anak MaMa keliling cari 5 Sate Padang yang rasanya PEDES ENDES! Pedesnya enak gitu, loh!
Berlokasi di persimpangan jalan yang terkenal marak ketika joker123 malam tiba, tidak bisa dipungkiri kalau Sate Padang Rizqi Gunawan ini pastinya dikenal banyak warga Medan, apalagi yang tinggal di area sekitar.
Dulu mereka jualan di seberang Hotel Swissbel Inn, kemudian sekarang uda pindah. Sebelumnya pernah MaMa review, read here.
Berbagai jenis pilihan sate juga menjadi “strength” dari Sate Padang Rizqi Gunawan. Dari Lidah sampai Ginjal sapi, dilanjut dengan berbagai jenis kerang dan ayam, di sinilah salah satu gerai Sate Padang yang buat kalap mata.
Meskipun tidak memiliki cabang yang banyak dan panjang, tapi Sate Padang Afrizal Amir bagaikan pohon yang berhasil tumbuh dengan sehat dan makmur.
Bayangkan, 12 tahun yang lalu Sate Padang Afrizal Amir hanya bermodalkan gerobak, tapi beberapa tahun yang lalu ekspansi menjadi sebuah ruko. Menggagumkan, bukan?
Baca Juga :
Restoran Rating 3 di Jakarta Timur: Antara Harapan dan Kenyataan
MaMa udah ikuti perkembangan mereka dari yang gerai kecil-kecilan sampai nyewa ruko. Bisa kalian baca story-nya di sini dan di sini.
Dari segi rasa, harus diakui bumbu Saus Padang di sini intense banget buat MaMa. Pedesnya super nendang dan flavorful abis. Buat kalian yang mau Sate Padang yang lebih bold, ini tempatnya.
Oh iya, kalau pesen sate di sini, kalian nggak bisa minta lontongnya diganti jadi sate. Kalau ga mau ya ga dikasih, tapi harganya tetep sama.
Kalau kita bahas tentang gerai legendaris, nama Sate Padang West pasti ga luput dari pembahasan. Gerobak Sate Padang yang berlokasi di Jalan Kalimantan ini memang uda tenar dari dulu.
Saus Padangnya yang pedas bikin keringatan. Dagingnya sendiri cenderung manis, tapi ketika digabungkan, the phrase ‘match made in heaven’ came to mind.
Jangan lupa tambahin Mie Remes ya—that’s the best!
Kalian bisa duduk di meja kayu yang tersedia di pinggiran jalan untuk menikmati Sate Padang West. Mau bawa pulang ataupun pesan dari kedai kopitiam terdekat juga bisa!
Gerai yang satu ini jadi pilihan MaMa kalau pingin pilihan sate yang lebih bervariasi. Di sterling depan bisa terlihat pilihan beberapa jenis daging, babat, jeroan, sampai bakso dan seafood juga ada di sini.
Ambil satenya pertusuk sesuai keinginan baru nanti dipanggang di atas arang.
Ciri khas kuah Sate Padang Triadi adalah warnanya kuningnya yang gelap dan pedes. Jangan buru-buru makannya, karena pedesnya bakal nendang di mulut without warning (hati-hati terbatuk-batuk ga jelas ya).
Mau dibungkus pulang atau makan di tempat, both are great options! Karena mereka ada menyediakan tempat duduk dan meja di kedai mereka.

Restoran Rating 3 di Jakarta Timur: Antara Harapan dan Kenyataan
Jakarta Timur, sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan populasi yang pesat, memiliki ragam pilihan kuliner. Namun, tak semua restoran mendapatkan ulasan bintang lima. Beberapa restoran justru mendapatkan rating sekitar 3 dari 5 di platform ulasan seperti Google Maps dan TripAdvisor. Rating ini mengindikasikan bahwa restoran tersebut punya kelebihan, namun juga menghadapi sejumlah kritik dari pelanggan.
Artikel ini membahas beberapa restoran di Jakarta Timur dengan rating 3, serta ulasan singkat mengenai pengalaman konsumen yang beragam—baik dari sisi rasa, pelayanan, hingga kebersihan.
1. Ayam Bakar Mas Mono – Jatinegara
-
Rating: 3.4/5 (Google Maps)
-
Alamat: Jl. Jatinegara Timur, Jatinegara, Jakarta Timur
-
Ulasan Singkat: Terkenal dengan ayam bakarnya yang gurih, namun beberapa pelanggan mengeluhkan pelayanan yang lambat dan suasana tempat makan yang kurang nyaman di jam ramai.
2. Waroeng SS (Spesial Sambal) – Buaran
-
Rating: 3.5/5
-
Alamat: Jl. Raden Inten II No. 9, Duren Sawit, Jakarta Timur
-
Ulasan Singkat: Menyediakan banyak pilihan sambal, cocok untuk pecinta pedas. Sayangnya, banyak ulasan menyoroti soal waktu tunggu lama dan ketidakkonsistenan rasa masakan.
3. Sate Kambing H. Giyo
-
Rating: 3.3/5
-
Alamat: Jl. Otista Raya, Jatinegara
-
Ulasan Singkat: Sate kambingnya empuk dan bumbunya kuat. Namun beberapa pelanggan mengeluhkan harga yang dianggap tidak sebanding dengan porsi, serta kebersihan area makan.
4. Bebek Kaleyo – Pemuda Rawamangun
-
Rating: 3.6/5
-
Alamat: Jl. Pemuda No. 21, Rawamangun, Jakarta Timur
-
Ulasan Singkat: Bebek goreng yang renyah dan sambal pedas menjadi andalan. Tapi ulasan negatif muncul dari konsumen soal suasana makan yang bising dan antrean panjang di akhir pekan.
5. Mie Ayam Gondangdia – Cijantung
-
Rating: 3.0/5
-
Alamat: Dekat Mall Graha Cijantung
-
Ulasan Singkat: Cita rasa mie ayam klasik khas Jakarta. Namun, banyak raja zeus pengunjung mengeluhkan tempat makan yang sempit, kurang ventilasi, dan harga yang sedikit overprice.
Kenapa Restoran Bisa Berada di Rating 3?
Rating 3 bukan berarti restoran tersebut buruk, namun menunjukkan bahwa:
-
Ada ketidakkonsistenan dalam rasa atau pelayanan.
-
Suasana dan fasilitas belum optimal (misalnya kebersihan, kenyamanan).
-
Harga dan porsi tidak sesuai ekspektasi sebagian pelanggan.
BACA JUGA: Keberagaman Rasa: Menjelajahi Kuliner Tradisional Arab dari Mezze hingga Mansaf

Keberagaman Rasa: Menjelajahi Kuliner Tradisional Arab dari Mezze hingga Mansaf
Kuliner Arab adalah perpaduan unik antara rajazeus sejarah, budaya, dan cita rasa yang kaya. Dari hidangan pembuka kecil (mezze) yang penuh rempah hingga sajian utama mewah layaknya mansaf, tiap-tiap hidangan mencerminkan warisan dan tradisi yang udah diwariskan sepanjang berabad-abad.
Artikel ini dapat mengajak pembaca menjelajahi kekayaan kuliner tradisional Arab, mulai dari ragam mezze yang menggugah selera hingga hidangan ikonik layaknya mansaf yang sarat arti budaya. Kita dapat lihat bagaimana makanan tidak hanya sekadar penyedia nutrisi, tetapi juga anggota dari identitas sosial dan sejarah bangsa Arab.
1. Mezze: Seni Hidangan Pembuka yang Memikat
Mezze adalah bagian tak terpisahkan dari budaya makan di dunia Arab. Berasal dari kata Turki “meze” yang berarti “camilan” atau “hidangan kecil,” mezze terdiri dari berbagai macam sajian pembuka yang disajikan dalam piring kecil untuk dinikmati bersama.
Beberapa Jenis Mezze yang Populer:
-
Hummus – Pure kacang arab dengan tahini, minyak zaitun, dan lemon.
-
Baba Ganoush – Terong panggang yang dihaluskan dengan tahini dan bawang putih.
-
Tabbouleh – Salad bulgur dengan parsley, tomat, dan lemon.
-
Falafel – Bola goreng dari kacang arab atau fava, renyah di luar, lembut di dalam.
-
Warak Enab – Daun anggur yang diisi dengan nasi dan daging.
Mezze bukan sekadar makanan pembuka, melainkan simbol keramahan dan kebersamaan. Di Lebanon, Suriah, dan Yordania, mezze sering disajikan dalam pesta keluarga atau acara besar sebagai cara menyambut tamu dengan hangat.
2. Hidangan Utama yang Menggugah Selera
Setelah mezze, hidangan utama di dunia Arab menawarkan cita rasa yang lebih kompleks, sering kali menggunakan daging, nasi, dan rempah-rempah khas.
A. Mansaf (Yordania & Palestina)
-
Mansaf adalah hidangan nasional Yordania yang terbuat dari daging domba yang dimasak dalam saus jameed (yogurt kering) dan disajikan di atas nasi dengan taburan kacang almond atau kacang pinus.
-
Hidangan ini memiliki makna budaya yang dalam, sering disajikan dalam acara pernikahan, pemakaman, atau pertemuan penting sebagai simbol persatuan dan kemurahan hati.
B. Kabsa (Arab Saudi & Teluk)
-
Kabsa adalah nasi berbumbu dengan daging (biasanya ayam, domba, atau kambing) yang dimasak dengan rempah seperti kapulaga, kayu manis, dan kunyit.
-
Variannya berbeda di setiap negara Teluk, seperti Mandi (Yaman) yang menggunakan teknik memasak dalam lubang tanah.
C. Maqluba (Palestina & Levant)
-
Maqluba berarti “terbalik” dalam bahasa Arab, merujuk pada cara penyajiannya yang dibalik setelah dimasak.
-
Hidangan ini terdiri dari lapisan nasi, sayuran (terong, kentang, kembang kol), dan daging yang dimasak bersama dalam satu panci.
3. Street Food: Cita Rasa yang Terjangkau dan Autentik
Selain hidangan restoran, kuliner Arab juga terkenal dengan street food-nya yang lezat dan mengenyangkan.
A. Shawarma
-
Daging (ayam atau sapi) yang dipanggang vertikal dan diiris tipis, disajikan dalam roti pita dengan saus tahini atau garlic sauce.
-
Populer di seluruh Timur Tengah, dengan variasi seperti Shawarma Turki (dönër) dan Shawarma Lebanon.
B. Kunafa (Palestina, Lebanon, Mesir)
-
Makanan penutup yang terbuat dari keju yang meleleh, dibungkus dengan adonan filo renyah, dan disiram sirup gula.
-
Nablus (Palestina) dikenal sebagai kota asal kunafa terbaik.
C. Manakish (Lebanon & Suriah)
-
Roti pipih yang diolesi za’atar (campuran thyme, wijen, dan sumac) atau keju, sering dimakan saat sarapan.
4. Minuman Tradisional: Penyegar yang Kaya Rempah
Tidak lengkap menjelajahi kuliner Arab tanpa mencicipi minuman khasnya:
-
Arabic Coffee (Qahwa Arabiya) – Kopi yang diseduh dengan kapulaga, sering disajikan dengan kurma sebagai simbol keramahan.
-
Jallab – Minuman manis dari kurma, sirup anggur, dan mawar, disajikan dengan es dan kacang pinus.
-
Ayran – Minuman yogurt asin yang menyegarkan, populer di Levant dan Turki.
5. Masa Depan Kuliner Arab: Antara Tradisi dan Modernisasi
Dengan berkembangnya tren kuliner global, restoran Arab modern mulai mengadaptasi hidangan klasik dengan sentuhan kontemporer. Contohnya:
-
Fine Dining Middle Eastern – Restoran seperti Zahrat Lebanon (Dubai) atau Al Nafoorah (Kuwait) menghadirkan mezze dengan presentasi mewah.
-
Fusion Food – Seperti Shawarma Sushi atau Hummus Burger, yang menggabungkan rasa Arab dengan konsep Barat.
Namun, di tengah perubahan ini, masyarakat Arab tetap memegang erat tradisi kuliner mereka sebagai bagian dari identitas budaya.
Kesimpulan
BACA JUGA: Rekomendasi Restoran di Priok: Tempat Makan Enak yang Wajib Dicoba
Dari mezze yang menggugah selera sampai hidangan ikonik seperti mansaf, kuliner Arab tawarkan pengalaman rasa yang tak terlupakan. Setiap hidangan bukan cuma tentang makanan, tapi juga tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebersamaan.
Dengan terus berkembangnya inovasi kuliner, dunia Arab sukses menjaga kekayaan tradisinya sambil beradaptasi dengan selera modern. Bagi pecinta makanan, menjelajahi kuliner Arab adalah perjalanan rasa yang penuh kejutan dan kenikmatan.